Akhi/ ukhti, rugi sekali jika kita punya kemampuan belajar agama, bahkan bisa lebih dalam, namun kita selalu beralasan tidak bisa atau sibuk atau tak punya waktu.
Akhi/ ukhti, nih sedikit motivasi biar semangat belajar ilmu agama alias ngaji di sela-sela kesibukan kita di kampus atau di dunia kerja.
1- Makin mendalami agama akan semakin takut pada Allah
Coba renungkan firman Allah Ta’ala,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Lihatlah yang paling takut pada Allah ialah yang paling berilmu.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna lagi baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 308).
Sa’id bin Jubair mengatakan bahwa rasa takut itulah yang menghalangi kita dari maksiat. (Dikatakan oleh Suyuthi, diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim)
Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa ilmu bukanlah dengan banyaknya riwayat, namun ilmu ialah banyaknya rasa takut pada Allah. (HR. Ibnu ‘Adi dalam Al-Kamil fi Adh-Dhu’afaa’, 1: 38; Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8534, dari ‘Aun, dari Ibnu Mas’ud. Sanad hadits ini terputus karena ‘Aun tidak mendengar dari Ibnu Mas’ud)
Sufyan Ats-Tsauri berkata, dari Hayyan At-Taimi, seseorang berkata, “Ulama itu ada tiga:
- ‘Alimun billah wa ‘alimun bi amrillah (mengenal Allah dan paham hukum).
- ‘Alimun billah wa laysa ‘alimun bi amrillah (mengenal Allah dan tidak paham hukum).
- ‘Alimun bi amrillah wa laysa a’limun billah (paham hukum namun tidak mengenal Allah).
Yang pertama berarti yang takut pada Allah dengan ilmunya dan paham hukum dan kewajiban pada Allah. Yang kedua berarti yang takut pada Allah namun tidak mengilmui hukum dan kewajiban pada Allah. Yang ketiga berarti yang paham hukum dan kewajiban pada Allah, namun tidak punya rasa takut pada Allah. (Dalam sanad hadits ini guru dari Hayyan At-Taimi tidak disebutkan namanya. As-Suyuthi menguatkan hadits ini hingga Ibnu Abi Hatim).
Lihat berbagai perkataan ulama di atas dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 6: 308
Ada ulama yang membuat ungkapan,
مَنْ كَانَ بِاللهِ أَعْرَفُ كَانَ للهِ أَخْوَفُ
“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah.”
Lihatlah buah dari mengenal Allah, pasti punya rasa takut yang besar pada Allah. Sehingga kalau memahami agama, ilmu dan rasa takut pada Allah akan mengantarkan seseorang pada kebaikan dan menghindarkannya dari berbagai kerusakan dan maksiat.
Silakan buktikan mahasiswa yang paham agama akan lebih takut pada Allah, dibanding yang agamanya nol atau sedikit. Kalau takut pada Allah, kira-kira apa mungkin ia jadi penipu, jadi penjahat, atau jadi koruptor? Kemungkinannya kecil.
-bersambung insya Allah-
Bagian dari buku M Abduh Tuasikal dan M Saifudin Hakim: MahaSantri. Moga segera terbit.
@ Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 11 Rabi’uts Tsani 1438 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Biar membuka Rumaysho.Com mudah, downloadlah aplikasi Rumaysho.Com lewat Play Store di sini.
Follow Us : Facebook Muhammad Abduh Tuasikal | Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat | Twitter @RumayshoCom | Instagram @RumayshoCom | Channel Telegram @RumayshoCom | Channel Telegram @TanyaRumayshoCom